PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN BALITA STUNTING DI DESA LES TEJAKULA BULELENG BALI
Main Article Content
Abstract
Stunting dapat menyebabkan berbagai masalah jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu strategi penanganannya yaitu memanfaatkan posyandu sebagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat dalam pelayanan yang berfokus pada ibu hamil dan balita. Hasil studi di Desa Les 12% dari 67 kepala keluarga sasaran balita memiliki risiko stunting, 88% dari 67 kepala keluarga sasaran ibu balita memiliki pengetahuan kurang tentang stunting. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kader dalam memberikan layanan kepada masyarakat melalui Pemberdayaan dan Pendampingan Kader Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Balita Stunting. Metode: Pengabdian dilaksanakan bulan April-November 2024. Jumlah kader 45 orang. Kegiatan diawali dengan pengisian daftar hadir, pembukaan, pemberian informed concent, pengisian pretest, pemaparan materi, simulasi, dan diskusi. Setelah pemaparan materi, tim pengabdi melakukan simulasi pengukuran berat badan dan tinggi badan anak serta penatalaksanaan pencegahan stunting, selanjutnya dilakukan evaluasi kegiatan. Hasil pengabdian masyarakat: sebagian besar kader kategori usia muda berumur 23-44 tahun (86,7%) dan 13,3% paruh baya berumur > 44-52 tahun. Kader perempuan 95,6% dan 4,4 % laki-laki. Seluruh kader bekerja, hampir setengahnya berkebun (44,4%). Semua kader berpendidikan menengah (SMA 100%). Hasil pretest mean pengetahuan 14,33, sikap 1,8 dan keterampilan 7,69. Hasil posttest mean pengetahuan 20,00, sikap 4,00 dan keterampilan 10,00. Kesimpulan bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan kader meningkat setelah pemberdayaan dan pendampingan kader tentang upaya pencegahan Balita stunting menggunakan media booklet di Desa Les Tejakula Buleleng Bali.
Kata kunci: balita; kader; pemberdayaan; pendampingan; pencegahan; stunting
Stunting can cause various short-term and long-term problems. One of the handling strategies is to utilize Posyandu as a community-based health effort in services that focus on pregnant women and toddlers. The results of the study in Les Village were that 12% of the 67 heads of families targeted by toddlers were at risk of stunting, 88% of the 67 heads of families targeted by mothers of toddlers had less knowledge about stunting. The aim of community service is to improve the knowledge, attitudes and skills of cadres in providing services to the community through Empowering and Mentoring Health Cadres in Efforts to Prevent Stunting in Toddlers. The service will be carried out in April-November 2024. The number of cadres is 45 people. The activity begins with filling in the attendance list, opening, giving informed consent, completing the pretest, presenting material, simulations and discussions. After presenting the material, the service team carried out a simulation of measuring the child's weight and height as well as managing stunting prevention, then carried out an evaluation of the activities. Community service results: most of the cadres in the young age category were aged 23-44 years (86.7%) and 13.3% of middle-aged aged > 44-52 years. 95.6% female cadres and 4.4% male. All cadres work, almost half of them garden (44.4%). All cadres have secondary education (100% high school). The pretest results mean knowledge 14.33, attitude 1.8 and skills 7.69. Posttest results mean knowledge 20.00, attitude 4.00 and skills 10.00. The conclusion is that the knowledge, attitudes and skills of cadres increased after empowering and mentoring cadres regarding efforts to prevent toddler stunting using booklet media in Les Tejakula Village, Buleleng, Bali.
Keywords: cadre; empowering; mentoring; prevention; stunting; todler