KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik
<p>Kosala : Jurnal Ilmu Kesehatan (p-ISSN 1979-0430 | e-ISSN 1979-0430) publishes research articles, conceptual articles, reports field studies, the best practices and policies of health and nursing in national and international stage (See Focus and Scope). STIKES PANTI KOSALA Jalan Raya Solo - Baki Km. 4 Gedangan, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah. Phone: (0271) 621313 | Email: lppmpankos@gmail.com</p> <p>KOSALA: Journal of Health Sciences has been accredited by<br />Directorate General of Higher Education, Research and Technology<br />Ministry of Education, Research and Technology of the Republic of Indonesia<br />Number 105/E/KPT/2022 in Scientific Journal Accreditation Rating Period I 2022</p> <p>KOSALA : Journal of Health Sciences<br />Designated as RANK 4 ACCREDITED Scientific Journal<br />valid for 5 (five) years, starting from Volume 8 Number 1 of 2020 to Volume 12 Number 2 of 2022</p> <pre id="tw-target-text" class="tw-data-text tw-text-large tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Terjemahan"><a href="https://stikespantikosala.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/Sertifikat-KOSALA-Jurnal-Ilmu-Kesehatan.pdf"><strong><span class="Y2IQFc" lang="en">Accredited by SINTA 4</span></strong></a></pre>Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosalaen-USKOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan1979-0430The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles. Authors are permitted to disseminate published articles by sharing the link/DOI of the article at the journal. Authors are allowed to use their articles for any legal purposes deemed necessary without written permission from the journal with an acknowledgment of initial publication to this journal.ALASAN MEDIS DENGAN SELF EFFICACY DALAM PEMILIHAN KB
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/313
<p>Latar belakang: keluarga berencana adalah bagian layanan kesehatan reproduksi guna menunda, menjarangkan atau tak menginginkan hamil memakai kontrasepsi. Kenaikan yang tidak signifikan, seperti halnya yang terjadi pada tahun 2000 dan 2019 diseluruh dunia yakni prevalensi kontrasepsi modern pada wanita usia subur sejumlah 2,1% dari 55,0% jadi 57,1%. PUS yang tak menggunakan program Keluarga Berencana <em>Unmeet Need</em> sebanyak 12,4%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi alasan medis dengan <em>self efficacy</em> dalam pemilihan KB di RSIA Dian Pertiwi. Metode survey dengan pendekatan cross sectional dan tehnik total sampel 80 pasangan usia subur dipilih sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan mengggunakan kuesioner yang telah di uji validitas realibitasnya. Uji <em>chi square</em> digunakan dalam menganalisa data penelitian ini. Hasil penelitian memperlihatkan sebagian responden punya alasan medis dengan riwayat persalinan dan memiliki <em>self efficacy</em> tinggi terhadap pemilihan KB sebanyak 36 responden (45%), dan hasil uji didapatkan p= 0,038 <0,005. Ada korelasi alasan medis dengan <em>self efficacy</em> dalam pemilihan KB.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: alasan medis, <em>self efficacy</em>, pemilihan KB</p> <p> </p> <p><em>Background: family planning is part of reproductive health services to prevent, space or prevent pregnancy using contraception. An insignificant increase, as occurred in 2000 and 2019 throughout the world, is the prevalence of modern contraception in women of childbearing age by 2.1% from 55.0% to 57.1%. PUS who do not use the Unmeet Need Family Planning program are 12.4%. The aim of this research was to determine the correlation between medical reasons and self-efficacy in choosing family planning at RSIA Dian Pertiwi. The survey method used a cross sectional approach and a total sample technique of 80 couples of childbearing age were selected as research subjects. The data was collected using a questionnaire whose validity and reality had been tested. The chi square test was used to analyze this research data. The research results shown were that some respondents had medical reasons for the delivery and had high self-efficacy regarding the choice of family planning as many as 36 respondents (45%), and the test results obtained were p= 0.038 <0.005. There is a correlation between medical reasons and self-efficacy in choosing family planning.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>c</em><em>hoice of </em><em>f</em><em>amily </em><em>p</em><em>lanning</em><em>,</em> <em>m</em><em>edical </em><em>r</em><em>easons, </em><em>s</em><em>elf-</em><em>e</em><em>fficacy</em></p>Aris NovianiUji UtamiN Kadek SEP
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-05-312024-05-311211610.37831/kjik.v12i1.313ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIABETES MELITUS DI GIANYAR 2023
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/320
<p>Latar belakang: Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi ancaman di seluruh dunia dan memiliki risiko komplikasi penyakit lain seperti kardiovaskular. Peningkatan kasus DM menjadi ancaman baik pada sektor kesehatan maupun ekonomi yang dapat mempengaruhi produktivitas seseorang. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk meminimalisir terjadinya kasus DM dan komplikasi yang mungkin terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus ini sangat bervariasi mulai dari usia, BMI, tekanan darah diastolik sistolik, kadar LDL dan trigliserida. Selain itu, adanya penatalaksanaan pengendalian yang tepat juga mempengaruhi komplikasi penyakit lain pada Diabetes Melitus. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dengan desain deskriptif yang melibatkan sampel 78 pasien Diabetes. Hasil penelitian ini prevalensi pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol memiliki angka yang lebih tinggi pada pemeriksaan IMT, glukosa puasa, glukosa 2 jam pasca prandial dan LDL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan pasien Diabetes Melitus, antara lain usia, durasi waktu mengalami Diabetes, IMT, tekanan darah diastolik sistolik, gula darah selama dan puasa, kadar LDL, trigliserida, karakter kontrol DM. Pada penelitian ini terdapat perbedaan prevalensi pada masing-masing variabel pengendalian DM di kelompok yang melakukan kontrol DM dan yang tidak melakukan kontrol DM. Pada kelompok pasien yang tidak terkontrol prevalensi lebih tinggi pada variabel IMT 69%, Glukosa Puasa 54%, Glukosa 2 jam PP 75%, kadar LDL 75%. Sedangkan pada kelompok pasien yang terkontrol prevalensi lebih tinggi pada variabel Tekanan Darah 57% dan kadar Trigliserida 58%.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: diabetes mellitus, faktor penyebab, prevalensi DM</p> <p> </p> <p><em>Background: Diabetes Mellitus is one of the chronic diseases that is a threat throughout the world and has a risk of complications of other diseases such as cardiovascular. The increase in DM cases is a threat to both the health sector and the economy that can affect a person's productivity. It is necessary to carry out regular medical examinations to minimize the occurrence of DM cases and complications that may occur. The factors that influence the occurrence of these cases vary greatly ranging from age, BMI, systolic diastolic blood pressure, LDL levels and triglycerides. In addition, the existence of proper control management also affects the complications of other diseases in Diabetes Mellitus. This study was conducted at the Gianyar District Health Office with a descriptive design involving a sample of 78 Diabetes patients. The results of this study the prevalence of patients with uncontrolled diabetes had higher rates on BMI examination, fasting glucose, glucose 2 hours postprandial and LDL. The conclusion of this study is that there are factors associated with Diabetes Mellitus patients, including age, duration of time experiencing Diabetes, BMI, systolic diastolic blood pressure, blood sugar during and fasting, LDL levels, triglycerides, DM control characters. In this study, there were differences in prevalence in each DM control variable in the group that carried out DM control and those that did not control DM. In the uncontrolled patient group, the prevalence was higher in the variables BMI 69%, Fasting Glucose 54%, Glucose 2 hours PP 75%, LDL levels 75%. While in the controlled patient group, the prevalence was higher in the variable Blood Pressure 57% and Triglyceride levels 58%.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: causative factor, diabetes mellitus, prevalence of DM</em></p>Listina Ade Widya NingtyasI Made SukarjaI Wayan Sukawana
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-05-312024-05-3112171410.37831/kjik.v12i1.320SYSTEMATIC REVIEW AND META ANALYSIS PENGARUH UMUR DAN STATUS EKONOMI LANSIA TERHADAP RISIKO ELDERLY ABUSE
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/323
<p>Latar belakang: Jumlah kelompok usia lanjut (lansia) meningkat drastis seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Proyeksi jumlah lansia di Indonesia tahun 2035 mencapai 48,2 juta jiwa 15,77%, lebih tinggi dari angka global yaitu 28,8 juta (11,34%). Semakin lanjut usia individu akan diikuti dengan penurunan kemampuan fisik dan produktifitas sehingga sering menjadi beban keluarga. Tujuan penelitian ini untuk Mengidentifikasi pengaruh umur dan status ekonomi lansia terhadap risiko <em>elderly abuse</em> berdasar studi literatur. Metode Systematic Review dengan basis data <em>Science Direct, Google schoolar, dan PubMed </em>menggunakan program Harzing’s Publish or Peris. <em> Medical Subject Heading (Mesh)</em> “risk factors” yang dikombinasikan dengan “Elderly Abuse” OR “elderly negelct” OR “elderly maltreatment”. Meta analisis menggunakan program MedCalc Statistic Seri 22. Hasil penelitian 1). Umur yang sangat lanjut meningkatkan terjadinya <em>elderly abuse</em> (OR=47,82; p:<0,001;CI: 11,804 to 14,577). 2) Status ekonomi lansia tidak meningkatkan risiko <em>Elderly Abuse</em> (p=0,436). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan usia yang sangat lanjut meningkatkan risiko <em>elderly abuse</em>, sedangkan status ekonomi lansia tidak berpengaruh terhadap risiko <em>elderly abuse.</em></p> <p> </p> <p>Kata kunci: e<em>lderly abuse, elderly maltreatment, elderly neglect, status ekonomi, umur</em></p> <p> </p> <p><em>Background: </em><em>t</em><em>he number of elderly people (seniors) has increased drastically along with increasing life expectancy. The projected number of elderly people in Indonesia in 2035 will reach 48.2 million people, 15.77%, higher than the global figure of 28.8 million (11.34%). As individuals age, physical abilities and productivity decline, which often becomes a burden on the family.</em><em> The aim of this research was to i</em><em>dentifying the influence of age and economic status of the elderly on the risk of elderly abuse based on literature studies</em><em>.</em> <em>Methods: </em><em>Systematic Review with Science Direct, Google Scholar, and PubMed databases using the Harzing's Publish or Peris program. Medical Subject Heading (Mesh) “risk factors” combined with “Elderly Abuse” OR “elderly neglect” OR “elderly maltreatment”. Meta analysis using the MedCalc Statistics Series 22 program</em><em>. The research results</em><em>: </em><em>1). Very advanced age increases the occurrence of elderly abuse (OR=47.82; p:<0.001; CI: 11.804 to 14.577). 2) The economic status of the elderly does not increase the risk of Elderly Abuse (p=0.436)</em><em>. </em><em>Conclusion</em><em>: v</em><em>ery advanced age increases the risk of elderly abuse, while the economic status of the elderly has no effect on the risk of elderly abuse.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords: elderly abuse, elderly maltreatment, elderly neglect, economic status, age</em></p>Diyono DiyonoBudi KristantoSri AminingsihTunjung Sri Yulianti
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-05-312024-05-31121152310.37831/kjik.v12i1.323PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG VAKSIN COVID-19 TERHADAP PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/333
<p>Latar Belakang: kasus positif Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo tahun 2021 mencapai 12.350 dan terus mengalami penambahan jumlah. Dari jumlah tersebut terdapat 168 kasus positif Covid-19 pada ibu hamil. Tingginya angka kejadian tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil perlu mendapatkan prioritas pemberian vaksin Covid-19. Kondisi fisiologis dan psikologis ibu hamil sering kali mengalami perubahan sehingga menimbulkan penurunan fungsi dari imunitas ibu dan dapat menyebabkan ibu hamil rentan untuk terinfeksi Covid-19. Kondisi ini dapat memunculkan kecemasan akan dampak dan efek samping yang timbul paska pemberian vaksinasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan persepsi ibu hamil tentang vaksinasi Covid-19 dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di masa pandemi Covid-19. Subjek dan Metode: jenis penelitian ini analitik korelasional dengan desain <em>cross sectional</em> untuk mengetahui hubungan persepsi ibu hamil dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Subyek pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dengan usia kehamilan 13-33 minggu pada bulan Januari – Februari 2023 dengan sampel yang diambil adalah total sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisa bivariat yaitu uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas persepsi responden tentang vaksin Covid-19 adalah positif yaitu 25 responden (61%) dan 16 responden mempunyai persepsi negatif (39%). Mayoritas responden melaksanakan vaksinasi Covid-19 yaitu 39 responden (95%) dan hanya 2 responden yang tidak melaksanakan vaksinasi Covid-19 (5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara persepsi tentang vaksin Covid-19 dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 (OR = 1,6 CI 95% 0,93 - 27,547; p=0,744). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara persepsi tentang vaksin Covid-19 dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 (OR = 1,6 CI 95% 0,93 - 27,547; p=0,744).</p> <p> </p> <p>Kata kunci: ibu hamil, kecemasan, persepsi, vaksin Covid-19</p> <p> </p> <p><em>Background: positive cases of Covid-19 in Sukoharjo Regency in 2021 reached 12,350 and the number continues to increase. Of this number, there were 168 positive cases of Covid-19 in pregnant women. The high incidence rate shows that pregnant women need to receive priority for the Covid-19 vaccine. The physiological and psychological conditions of pregnant women often change, resulting in a decrease in the function of the mother's immunity and can make pregnant women vulnerable to Covid-19 infection. This condition can give rise to anxiety about the impacts and side effects that arise after vaccination. This research aims to determine the relationship between pregnant women's perceptions about Covid-19 vaccination and the implementation of Covid-19 vaccination during the Covid-19 pandemic. Subjects and Methods: This type of research is correlational analytical with a cross sectional design to determine the relationship between pregnant women's perceptions and the implementation of Covid-19 vaccination. The subjects in this study were all pregnant women who underwent pregnancy checks with a gestational age of 13-33 weeks in January – February 2023 with the total sampling taken. The collected data was analyzed using bivariate analysis, namely the Chi Square test. The results of this research show that the majority of respondents' perceptions about the Covid-19 vaccine are positive, namely 25 respondents (61%) and 16 respondents have negative perceptions (39%). The majority of respondents carried out the Covid-19 vaccination, namely 39 respondents (95%) and only 2 respondents did not carry out the Covid-19 vaccination (5%). The results of bivariate analysis showed that there was no statistically significant relationship between perceptions about the Covid-19 vaccine and the implementation of Covid-19 vaccination (OR = 1.6 CI 95% 0.93 - 27.547; p=0.744). The conclusion of this study is that there is no statistically significant relationship between perceptions about the Covid-19 vaccine and the implementation of Covid-19 vaccination (OR = 1.6 CI 95% 0.93 - 27.547; p=0.744).</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>anxiety</em><em>, </em><em>Covid-19 vaccine</em><em>, </em><em>perception,</em> <em>pregnant women</em></p>Warsini WarsiniDitya Yankusuma SetianiRatna Indriati
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-05-312024-05-31121253310.37831/kjik.v12i1.333FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 2 GAMPING YOGYAKARTA
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/317
<p>Latar Belakang: angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,22% yang terdiri dari 54,89% mengalami dismenore primer. Di salah satu SMP di Bantul didapatkan sebesar 64,4% pelajar mengalami dismenore yang mayoritas berumur 14 tahun. Di salah satu SMK di Moyudan Sleman terdapat 51 dari 72 responden yang mengalami dismenore atau sebesar 70,8%. Dismenore adalah rasa sakit pada saat menstruasi yang cukup parah hingga mengganggu aktivitas yang diakibatkan oleh meningkatnya hormon <em>prostaglandin</em> dalam tubuh. Dismenore primer yang paling sering terjadi lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 10-15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat yang sampai mengganggu kegiatan dan aktivitas sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah sampel sebesar 78 siswi kelas VIII di SMP N 2 Gamping Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dengan cara <em>proportional random sampling</em>, pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan <em>uji chi-square</em>. Hasil penelitian diperoleh 25 (32,1%) siswi mengalami dismenore. Berdasarkan data bivariat diperoleh hasil usia <em>menarche</em> (<em>p value</em> = 0,086), riwayat keluarga (<em>p value</em> = 0,169), lama menstruasi (<em>p value</em> = 1,000), aktivitas fisik (<em>p value</em> = 1,000), status gizi (<em>p value</em> = 0,398), dan tingkat stres (<em>p value</em> = 0,115). Dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara usia <em>menarche</em>, riwayat keluarga, lama menstruasi, aktivitas fisik, status gizi, dan tingkat stres dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri. Remaja diharapkan dapat meningkatkan pola hidup sehat (makan makanan bergizi, berolahraga dan istirahat yang cukup).</p> <p> </p> <p>Kata kunci: dismenore, faktor-faktor, hubungan, nyeri haid</p> <p> </p> <p><em>Background: the incidence of dysmenorrhea in Indonesia was found to be 64.22%, of which 54.89% experienced primary dysmenorrhea. In one junior high school in Bantul was found to be 64,2% experienced dysmenorrhea majority of whom were 14 years old. In one of the vocational schools in Moyudan Sleman was found to be 51 out of 72 respondents experienced dysmenorrhea or 70,8%. Dysmenorrhea is pain during menstruation that is severe enough to interfare with activities caused by increased prostaglandin hormones in the body. Primary dysmenorrhea most often occurs more than 50% of women experience it and 10-15% of them experience severe pain that interferes with daily activities and activities. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls. This sudy was a quatitative study with a cross sectional approach. The sample size was 78 students of class VIII at </em>SMPN<em> (State Junior High School) 2 Gamping Yogyakarta. The sampling technique was proportional random sampling, data collection using questionnaires and data analysis was carried out univariate, bivariate with chi-square test. The results showed that 25 (32.1%) female students experienced dysmenorrhea. Based on bivariate data obtained the results of menarche age (p value = 1.000), family history (p value = 0.169), length of menstruation (p value = 1.000), physical activity (p value = 1.000), nutritional status (p value = 0.398), and stress level (p value = 0.115). it can be concluded that there is no relationship between menarche age, family history, lenght of menstruation, physical activity, nutritional status, and stress level with the incidence of primary dysmneorrhea in adolescent girls. Adolescents are expected to improve a healthy lifestyle (eating nutritious food, exercising and getting enough rest.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: dysmenorrhea, factors, menstrual pain, relationship</em></p>Istaniah Kartika PuteriDewi Rokhanawati
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-05-312024-05-31121354310.37831/kjik.v12i1.317KEJADIAN NEONATUS NEONATORUM BERDASARKAN BERAT BADAN BAYI DAN USIA GESTASI DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/328
<p>Latar belakang: Ikterus merupakan penyakit hati yang disebabkan pewarnaan kuning yang tampak pada sklera (selaput putih mata) dan kulit bayi yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin (pigmen kuning dalam empedu, darah dan tinja). Penyebab ikterus neonatorum lainnya adalah kelahiran premature. Menurut WHO bahwa setiap tahun bayi baru lahir mengalami ikterus kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta dan hampir 1 juta bayi yang mengalami ikterus kemudian meninggal dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian neonatus neonatorum berdasarkan berat badan lahir bayi dan usia gestasi di RS PKU Muhammadiyah. Rancangan penelitian menggunakan data kuantitatif. Data dikumpulkan menggunakan data sekunder dan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Didapatkan hasil dari 274 bayi yang terbagi menjadi case 137 bayi diambil dengan cara <em>purposive sampling</em> dan control 137 bayi diambil dengan cara <em>simple random sampling</em>. Berdasarkan hasil penelitian, semua subyek lahir dengan berat badan lahir rendah semuanya mengalami ikterus neonatorum. Sedangkan usia gestasi premature 24,5% dan aterm 25,5% bayi yang mengalami ikterus neonatorum. Uji <em>chi square </em>digunakan dalam menganalisa data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan antara berat badan lahir bayi dengan kejadian ikterus neonatorum memiliki nilai fisher’s exact 0,000 dan antara usia gestasi dengan kejadian ikterus neonatorum memiliki nilai <em>p-value </em>0,000. Kesimpulannya ada hubungan antara berat badan lahir bayi dan usia gestasi dengan kejadian ikterus neonatorum di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2022.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: bayi, ikterus, berat badan lahir bayi, usia gestasi, ikterus neonatorum</p> <p> </p> <p><em>Background: Jaundice is a liver disease caused by yellow coloring that appears on the sclera (white membrane of the eye) and baby's skin caused by a buildup of bilirubin (yellow pigment in bile, blood and feces). Another cause of neonatal jaundice is premature birth. According to WHO, approximately 3% (3.6 million) of the 120 million newborns experience jaundice every year and nearly 1 million babies who experience jaundice then die. The aim of this study was to determine the incidence of neonates based on birth weight and gestational age at PKU Muhammadiyah Hospital. The research design uses quantitative data. Data was collected using secondary data and using univariate and bivariate analysis. The results were obtained from 274 babies which were divided into cases, 137 babies taken by purposive sampling and control 137 babies taken by simple random sampling. Based on the research results, all subjects born with low birth weight all experienced neonatal jaundice. Meanwhile, 24.5% of premature gestational age and 25.5% of babies at term experienced neonatal jaundice. The chi square test was used to analyze this research data. The results of the study showed that the birth weight of the baby and the incidence of neonatal jaundice had a Fisher's exact of 0.000 and between gestational age and the incidence of neonatal jaundice had a p-value of 0.000. In conclusion, there is a relationship between the baby's birth weight and gestational age with the incidence of neonatal jaundice at PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta in 2022.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords:</em> <em>baby, jaundice, baby birth weight, gestational age, neonatal jaundice</em></p>Arifah Ummu Fatchatun NajahFayakun Nur Rohmah
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-05-312024-05-31121455110.37831/kjik.v12i1.328EFEKTIVITAS SISTEM ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN: SCOPING REVIEW
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/330
<p>Latar Belakang: sistem administrasi memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola semua aspek operasional di rumah sakit, terutama dalam pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit sangat bergantung pada seberapa efektif sistem administrasi yang diterapkan. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengukur sejauh mana efektivitas sistem administrasi rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas sistem administrasi rumah sakit dalam mengelola operasional pelayanan kesehatan, menilai dampaknya terhadap peningkatan kualitas pelayanan, dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan efektivitas sistem administrasi rumah sakit demi pelayanan kesehatan yang lebih baik dan efisien. Metode: Peneliti memilih metode <em>scoping review</em> untuk menyelami topik penelitian secara mendalam, membuka peluang untuk analisis lanjutan. Konsep PCC (<em>Population, Concept, Context</em>) dalam penelitian ini merujuk pada <em>Patient, Hospital administration system dan Health Services</em>, artikel-artikel yang digunakan dalam penelitian ini ditemukan melalui database seperti <em>Pubmed, Sagepub, Science Direct.</em> Hasil JBI <em>Critical Appraisal Checklist for Analytical Systematic Review</em> memiliki 11 pertanyaan, <em>Quasi Experiment</em> memiliki 9 pertanyaan, <em>Cross Sectional Studies</em> memiliki 7 pertanyaan, dan <em>Simple Review</em> memiliki 11 pertanyaan. Dari 569 artikel yang diidentifikasi, 15 artikel memenuhi kriteria, sementara 6 artikel tidak memenuhi kriteria dan dikecualikan. Dari 9 artikel yang dievaluasi, skor penelitian lebih dari 50%, dengan total skor berkisar 72% - 100%, menunjukkan kualitas studi yang tinggi. Sebagian besar studi menggunakan desain <em>Systematic Review</em> (4 artikel), diikuti oleh <em>Quasi Experiment</em> (2 artikel), <em>Cross Sectional</em> (2 artikel), dan <em>Simple Review</em> (1 artikel). Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa sistem administrasi rumah sakit, dengan intervensi berbasis model teori seperti <em>Health Belief, Theory of Planned Behavior</em>, dan <em>Social Cognitive Theory</em>, dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Desain penelitian yang paling umum adalah <em>Systematic Review</em> dan <em>Quasi Experiment</em>, dengan sebagian besar studi memiliki kualitas tinggi dengan demikian, penggunaan sistem administrasi rumah sakit yang efektif, didukung oleh intervensi berbasis model teori, dapat signifikan meningkatkan pelayanan kesehatan. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memperkuat temuan ini dan memperluas pemahaman tentang pengaruh sistem administrasi rumah sakit terhadap kualitas pelayanan kesehatan</p> <p> </p> <p>Kata kunci: pasien, pelayanan kesehatan, sistem administrasi rumah sakit</p> <p> </p> <p><em>Background: Administrative systems have a very important role in managing all aspects of hospital operations, especially in health services. The quality of services provided by a hospital depends greatly on how effective the administrative system implemented is. Further research is needed to measure the extent to which the effectiveness of hospital administration systems can improve the quality of health services for patients. This research aims to analyze the effectiveness of the hospital administration system in managing health service operations, assess its impact on improving service quality, and provide recommendations for improvements to increase the effectiveness of the hospital administration system for better and more efficient health services. Methods: The 9 articles evaluated had a total score of 73% - 100%, indicating high study quality. The researcher chose the scoping review method to dive deeply into the research topic, opening up opportunities for further analysis. The PCC concept (Population, Concept, Context) in this research refers to Patients, Hospital administration systems and Health Services. The articles used in this research were found through databases such as Pubmed, Sagepub, Science Direct. Results: JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi Experiment has 9 questions, Cross Sectional Studies has 7 questions, and Simple Review has 11 questions. Of the 569 articles identified, 15 articles met the criteria, while 6 articles did not meet the criteria and were excluded. Most of the research results used a Quasi Experiment design with 2 articles, Cross Sectinal with 6 articles and Simple Review with 1 article. Conclusion: This research shows that the hospital administration system, with interventions based on theoretical models such as Health Belief, Theory of Planned Behavior, and Social Cognitive Theory, can improve the quality of health services. The most common research design is Quasi Experiment, with the majority of studies being of high quality thus, the use of an effective hospital administration system, supported by theoretical model-based interventions, significantly improves health services. More research is needed to strengthen these findings and expand understanding of the influence of hospital administrative systems on the quality of health care</em>.</p> <p> </p> <p><em>Keywords: health services, hospital administration system, patient</em></p>Yurita MailintinaRibka Sabarina PanjaitanLudovikus LudovikusEllynia EllyniaRizqa WahdiniYarwin YariHardin La Ramba
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-142024-06-14121536910.37831/kjik.v12i1.330PERUBAHAN PERSEPSI DAN POLA DIET PADA KLIEN DIABETES MELLITUS MELALUI RATIONAL EMOTIVE THERAPY
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/329
<p>Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan kondisi kronis yang membutuhkan perawatan seumur hidup, termasuk pengaturan diet yang tepat. Namun, mengubah persepsi dan perilaku diet pada klien DM bukanlah hal yang mudah. <em>Rational Emotive Therapy </em>(RET) dapat membantu klien mengidentifikasi dan mengubah keyakinan irasional terkait diet sehingga mereka dapat memiliki pandangan yang lebih positif dan menerapkan pola makan yang sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh <em>Rational Emotive Therapy</em> terhadap perubahan persepsi dan pola diet pada klien Diabetes Mellitus. Subyek dan metode: Sampel penelitian ini pasien DM tipe 2 yang berjumlah 40 orang. Penelitian ini merupakan <em>pra experimental design </em>dengan satu kelompok perlakuan yang dilakukan pre-tes dan post-tes setelah diberikan RET selama 4 minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner persepsi diet dan pola diet. Data dianalisis dengan <em>Wilcoxon Signed Rank test</em>. Hasil penelitian menunjukkan perubahan persepsi dan pola diet pada klien DM dengan hasil uji antara sebelum dan sesudah yaitu p=0,001 untuk persepsi diet dan p=0,005 untuk pola diet. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa <em>Rational Emotive Therapy</em> berpengaruh terhadap perubahan persepsi dan pola diet pada klien Diabetes Mellitus.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Diabetes Mellitus, diet, persepsi, pola, <em>Rational Emotive Therapy</em></p> <p> </p> <p><em>Background: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic condition that requires lifelong treatment, including proper diet management. However, changing perceptions and dietary behavior in DM clients is not an easy thing. Rational Emotive Therapy (RET) can help clients identify and change irrational beliefs related to diet so they can have a more positive outlook and adopt healthy eating patterns. The research aimed to analyze the influence of Rational Emotive Therapy on changes in perceptions and diet patterns in Diabetes Mellitus clients. Subject and method: The research sample consisted of 40 patients of type 2 DM. This research was a pre-experimental design with one treatment group undergoing pre-test and post-test after being given RET for 4 weeks. Data collection was carried out using diet perception and diet pattern questionnaires. Data were analyzed using Wilcoxon Signed Rank<strong> t</strong>est. The results of the research showed changes in perception and diet pattern in DM clients with test results between before and after of intervention, result of p=0.001 for diet perception and p=0.005 for diet pattern. The conclusion showed that Rational Emotive Therapy influences changes in perceptions and dietary patterns in Diabetes Mellitus clients.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: Diabetes Mellitus, dietary, perception, pattern, Rational Emotive Therapy.</em></p>Chindy Maria OrizaniRina Budi KristianiSiti Nur Qomariah
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-142024-06-14121717710.37831/kjik.v12i1.329PENGARUH PEMBERIAN DISCHARGE PLANNING TERHADAP PENGETAHUAN MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/332
<p>Latar Belakang: <em>Congestive heart failure</em> (CHF) adalah suatu masalah kesehatan masyarakat yang terus meningkat, baik dari segi morbiditas dan mortalitas di negara maju maupun negara berkembang<em>.</em> Pasien CHF sering kali dirawat atau mengalami kekambuhan yang kebanyakan dikarenakan tidak mematuhi terapi yang dianjurkan. Manajemen perawatan diri sangat membantu pasien CHF dengan cara merawat penyakitnya lebih baik. Pemberian METHOD <em>discharge planning</em> dari awal pasien masuk opname sampai pasien akan pulang atau rawat jalan sangat penting untuk mengedukasi pasien dan keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh pemberian <em>discharge planning </em>terhadap pengetahuan manajemen perawatan diri pada pasien CHF. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan <em>quasy eksperimental one-group pre-post test design. </em>Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 35 responden dengan menggunakan teknik sampling <em>purposive sampling.</em> Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner manajemen perawatan diri. <em> </em>Hasil penelitian diketahui berdasarkan uji <em>Paired T Test </em>didapatkan <em>p-value</em> 0,000 (p<0,05), artinya ada pengaruh pemberian <em>discharge planning </em>terhadap pengetahuan manajemen perawatan diri pada pasien CHF. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian <em>discharge planning </em>terhadap pengetahuan manajemen perawatan diri pada pasien CHF. Untuk penelitian selanjutnya pemberian METHOD <em>discharge planning </em>dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan pengetahuan manajemen perawatan diri pada pasien CHF.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: <em>Congestive Heart Failure, discharge planning, </em>pengetahuan manajemen perawatan diri</p> <p> </p> <p><em>Background: Congestive heart failure (CHF) is a public health problem that continues to increase in morbidity and mortality in both developed and developing countries. CHF patients are often treated or experience relapses, mostly due to non-compliance with recommended therapy. Self-care management helps CHF patients by taking better care of their disease and providing discharge planning from when the patient enters hospitalization until the patient is going home or outpatient. It is very important to educate patients and their families. This study aimed to analyse the effect of discharge planning on self-care management knowledge in CHF patients. This research is quantitative research with a quasi-experimental one-group pre-post-test design. The number of samples in this study was 35 respondents using a purposive sampling technique. The instrument used is the self-care management questionnaire. Based on the Paired T-Test, the p-value was 0.000 (p <0.05). This result means that there is an effect of giving discharge planning on knowledge of self-care management in CHF patients. There is an effect of discharge planning on self-care management knowledge in CHF patients. For further research, METHOD discharge planning can be used as a reference to increase self-care management knowledge in CHF patients.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: Congestive Heart Failure, discharge planning, self-care management</em></p>Felicia Risca RyandiniKarsanah Karsanah
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-142024-06-14121799210.37831/kjik.v12i1.332HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENERAPAN E-HEALTH DALAM SISTEM PENDAFTARAN ONLINE
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/325
<p>Latar Belakang: isu kesehatan menjadi prioritas utama dari setiap negara berkembang dikarenakan masih terbatasnya tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh fasilitas kesehatan. Penggunaan solusi <em>e-</em><em>h</em><em>ealth</em> dan <em>telemedicine</em> dapat mengatasi keterbatasan sumberdaya kesehatan di Indonesia. Pengetahuan masyarakat tentang <em>e-health </em>sangat penting dalam mengoptimalkan pemberian layanan <em>kesehatan</em> kepada masyarakat melalui <em>e-health</em>. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan <em>e-health </em>adalah penerapan sistem pendaftaran online. Namun demikian masih ada masyarakat yang belum menerapkan sistem pendaftaran online karena kurang memahami dan kurang berminat menggunakan sistem tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan penerapan e-health dalam sistem pendaftaran online. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan penerapan sistem pendaftaran online. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan sampel masyarakat Desa Kateguhan RT 02 RW 07 Kabupaten Sukoharjo yang berusia 25-50 tahun, sejumlah 50. Analisis data menggunakan analisa bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap terhadap sistem pendaftaran online (p=0,003), ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penerapan sistem pedaftaran online (p=0,025), dan ada hubungan antara sikap dengan penerapan sistem pendaftaran online (p=0,009). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan penerapan sistem pendaftaran online.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: <em>e-health, </em>sistem pendaftaran<em> online, </em>tingkat pengetahuan, sikap</p> <p> </p> <p><em>Background: health issues are the top priority of every developing country due to the limited health workers and facilities and infrastructure owned by health facilities. The use of e-health and telemedicine solutions can overcome limited health resources in Indonesia. Public knowledge about e-health is very important in optimizing the delivery of health services to the community through e-health. One of the actions that the community can take in utilizing e-health is the implementation of an online registration system. However, it is known that there are still people who have not implemented an online registration system because they do not understand and are less interested in</em><em> using the system. Therefore, it is necessary to conduct research on the relationship between the level of knowledge and attitudes with the application of e-health in the online registration system. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and attitude with the implementation of the online registration system. This study is a correlational study with a sample of Kateguhan Village community RT 02 RW 07 Sukoharjo Regency aged 25-50 years, a total of 50. Data analysis using bivariate analysis with chi square test. The results showed that there was a relationship between the level of knowledge and attitudes towards the online registration system (p=0.003), there was a relationship between the level of knowledge and the application of the online registration system (p=0.025), and there was a relationship between attitudes and the application of the online registration system (p=0.009). The conclusion of this study is that there is a relationship between the level of knowledge and attitude with the </em>i<em>mplementation of the online registration system.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>attitude, e-health, knowledge level, </em><em>online registration system</em></p> <p> </p> <p> </p>Lilik SriwiyatiMuljadi HartonoBudi Santoso
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-152024-06-151219310110.37831/kjik.v12i1.325ANALISIS FAKTOR KENDALA KODING: STUDI KUALITATIF PADA MAHASISWA PRODI SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT STIKES PANTI KOSALA
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/326
<p>Latar Belakang: sejak diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dalam penentuan tarif pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menganut sistem pengelompokan diagnosis dan prosedur <em>(casemix), </em>menjadikan sistem pengkodingan menjadi penting dalam penentuan tarif pasien. Untuk itu diperlukan petugas yang kompeten di bidang pengkodingan. Sebagai upaya melatih kompetensi pengkodingan maka Prodi Sarjana Administrasi Rumah Sakit di STIKES Panti Kosala memberikan pembelajaran pada mahasiswa melalui praktik klinik. Namun dalam prosesnya mahasiswa mengalami hambatan dalam melakukan pengkodingan. Untuk itu perlu dikaji lebih dalam faktor apa saja yang menajdi kendala koding pada mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor kendala koding pada mahasiswa sehingga dapat didentifikasi solusi yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain kualitatif. Sampel dalam penelitian terdiri dari 5 informan kunci, 1 informan utama dan 1 informan tambahan. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan analisis tematik. Hasil penelitian yang didapatkan adalah faktor kendala koding pada mahasiswa terdiri dari tulisan dokter yang sulit dibaca, diagnosis penyakit/tindakan tidak lengkap dan tidak spesifik, pengetahuan serta perbedaan penggunaan ICD. Kesimpulan faktor kendala koding bagi mahasiswa sebagian besar dikarenakan karena tulisan dokter sulit dibaca, diagnosis penyakit/ tindakan tidak lengkap dan tidak spesifik serta perbedaan panduan ICD yang digunakan institusi rumah sakit.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: koding, studi kualitatif</p> <p> </p> <p><em>Background: since the implementation of the National Social Security System (SJSN) in determining the tariffs for patients covered by the National Health Insurance (JKN) who adhere to the diagnosis and procedure grouping system (casemix), the coding system has become crucial in tariff determination for patients. Therefore, competent personnel in the coding field are needed. In an effort to train coding competence, the Bachelor of Hospital Administration Program at STIKES Panti Kosala provides practical clinic learning to students. However, students encounter obstacles in the coding process. Hence, it is necessary to further examine the factors that hinder coding among students. The objective of this research is to identify the coding constraint factors among students so that appropriate solutions can be identified to overcome these obstacles. This research is descriptive with a qualitative design. The research sample consists of 5 key informants, 1 main informant, and 1 additional informant. The analysis of the research results is conducted through thematic analysis. The results of the study indicate that the factors hindering coding among students include illegible doctor's handwriting, incomplete and nonspecific disease/ procedure diagnoses, knowledge, and differences in the use of ICD. The conclusion is that the main factors hindering coding for students are largely due to illegible doctor's handwriting, incomplete and nonspecific disease/ procedure diagnoses, and differences in the ICD guidelines used by hospital institutions (International Classification of Diseases).</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>diagnosis code, qualitative study</em></p>Yovita Prabawati Tirta DharmaAnastasia Lina Dwi NursantiHendra Dwi KurniawanRisa Setia Ismandani
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-152024-06-1512110310810.37831/kjik.v12i1.326EFEKTIFITAS EDUKASI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERAN ASAM FOLAT DALAM KESEHATAN PRA KONSEPSI
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/321
<p>Latar Belakang: kekurangan asam folat selama kehamilan dapat memicu terjadinya kelahiran kurang bulan (premature), gangguan pertumbuhan janin, serta berat badan lahir rendah. Oleh karena itu, ibu hamil perlu memastikan asupan asam folat yang cukup untuk mencegah masalah tersebut dengan mengonsumsi makanan kaya asam folat atau suplemen yang direkomendasikan oleh tenaga medis. Pemberian edukasi kepada remaja putri merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya anemia tersebut. Studi yang dilakukan di SMAN 3 Sukoharjo bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan video edukatif dalam meningkatkan pengetahuan siswi mengenai peranan asam folat sebelum konsepsi. Penelitian quasi eksperimental ini mengaplikasikan desain Non Equivalent Control Group. Total sampel adalah 88 siswi kelas XII, dibagi menjadi dua kelompok: eksperimental dengan 44 siswi dan kontrol dengan 44 siswi. Kelompok ditentukan secara acak, sedangkan pemilihan subjek dilakukan melalui purposive sampling. Kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data, sedangkan analisis data dengan uji Mann-Whitney. Hasil analisis data membuktikan peningkatan pengetahuan rata-rata pada kelompok eksperimental, dari 57,23 menjadi 91,9 setelah pemberian edukasi melalui video, sementara pada kelompok kontrol pengetahuan rata-rata naik dari 64,75 menjadi 85,8 melalui ceramah. Hasil analisis menunjukkan nilai p(0,001)<0,05 dan signifikan pada ? = 0,05, studi ini menyimpulkan bahwa edukasi melalui video terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman siswi tentang peran asam folat dalam kesehatan pra-konsepsi.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: asam folat, edukasi, pengetahuan, pra konsepsi, video</p> <p> </p> <p><em>Background: </em><em>f</em><em>olic acid deficiency during pregnancy can trigger premature birth, impaired fetal growth, and low birth weight. Therefore, pregnant women need to ensure adequate folic acid intake to prevent these problems by consuming foods rich in folic acid or supplements recommended by medical personnel. Providing education to young women is important to prevent anemia. The study conducted at SMAN 3 Sukoharjo aimed to evaluate the effectiveness of using educational videos in increasing female students' knowledge regarding the role of folic acid before conception. This Quasi Experimental Research applies a Non Equivalent Control Group design. The total sample was 88 class XII female students, divided into two groups: experimental with 44 female students and control with 44 female students. Groups were determined randomly, while subject selection was carried out through purposive sampling. Questionnaires were used as a data collection tool, while data analysis was carried out using the Mann-Whitney test. The results of data analysis prove an increase in average knowledge in the experimental group, from 57.23 to 91.9 after providing education via video, while in the control group average knowledge increased from 64.75 to 85.8 through lectures. The results of the analysis show a p value (0.001) <0.05 and significant at ? = 0.05, this study concludes that education via video has proven effective in increasing female students' understanding of the role of folic acid in pre-conception health.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: education, folic acid, knowledge, preconception, videos</em></p>Surati NingsihNovi Indah Aderita
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-08-122024-08-1212110911710.37831/kjik.v12i1.321ANALISIS PRAKTIK PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI IBU DI KABUPATEN JEMBER
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/331
<p>Latar belakang: program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi upaya preventif untuk mencegah kematian ibu melalui pencegahan tiga keterlambatan. Studi terkait praktik perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi oleh ibu dan keluarga masih terbatas, terutama di kabupaten Jember sebagai kabupaten penyumbang Angka Kematian Ibu tertinggi di provinsi Jawa Timur selama tiga tahun sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara karakteristik sosiodemografi dengan praktik P4K. Metode penelitian menggunakan analitik dengan pendekatan <em>cross-sectional</em> dilakukan di Puskesmas Sumberbaru, Jember pada bulan April sampai dengan Juni 2023. Ibu postpartum sejumlah 78 dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen kuesioner diadaptasi dari kuesioner P4K oleh JHPIEGO dan observasi menggunakan buku KIA. Data dianalisis menggunakan chi-square test. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu postpartum dalam kategori usia bukan risiko tinggi, berpendidikan rendah, memiliki pendapatan keluarga kurang, tidak bekerja, memiliki asuransi kesehatan, dan bukan termasuk keluarga penerima bantuan sosial. Sejumlah 69,2% ibu postpartum termasuk dalam kategori “persiapan kurang” dalam praktik P4K. Hasil analisis menunjukkan faktor pendapatan keluarga (p-<em>value</em> = 0,042 dengan nilai OR= 0,30; CI95%= 0.10 to 0.86) berhubungan dengan praktik P4K yang dilaksanakan oleh ibu dan keluarga. Kesimpulan menunjukkan pendapatan keluarga berhubungan dengan praktik perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi yang dilakukan oleh ibu dan keluarga. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama lintas sektor di wilayah terkait fasilitasi praktik P4K melalui penggunaan aplikasi di tingkat lokal sehingga dapat mengurangi beban finansial masyarakat dalam mengakses fasilitas pelayanan kesehatan.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: pendapatan keluarga, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, postpartum</p> <p> </p> <p><em>The birth preparedness and complication readiness program is a preventive effort to prevent maternal death by preventing three delays. Studies related to birth planning practices and prevention of complications by mothers and families are still limited, especially in Jember district the which contributed to the highest maternal mortality rate in East Java province for three years from 2019 to 2021. Objective: This study analyzes the relationship between sociodemographic characteristics and P4K practices. Method: Analytical research with a cross-sectional approach was conducted at the Sumberbaru Community Health Center, Jember, from April to June 2023. 78 postpartum mothers were selected using a simple random sampling technique. The instrument was adapted from the P4K questionnaire by JHPIEGO and observations using the KIA book. Data were analyzed using the chi-square test. Results: Most postpartum mothers were in the non-high-risk age category, had low education, had less family income, did not work, had health insurance, and were not included in families receiving social assistance. 69.2% of postpartum mothers fall into the "insufficient preparation" category in P4K practices. The results of the analysis show that the family income factor (p-value = 0.042 with OR = 0.30; CI 95% = 0.10 to 0.86) is related to P4K practices carried out by mothers and families. Conclusion: Family income is related to birth planning practices and preventing complications from mothers and families. Therefore, there is a need for cross-sector collaboration in the region regarding the facilitation of P4K practices through the use of applications at the local level so that it can reduce the financial burden on the community in accessing health service facilities.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: birth preparedness and complication readiness, family income, postpartum</em></p>Devi Arine KusumawardaniSalsha Billah Putri Radicha
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-202024-06-2012111913110.37831/kjik.v12i1.331MODEL PROMOSI KESEHATAN PASIEN DIABETES MELLITUS TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TERJADINYA ULKUS DIABETIK
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/327
<p>Latar belakang: menurut IDF 537 juta orang dewasa orang diseluruh dunia diperkirakan mengalami diabetes mellitus. Data RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi jumlah pasien diabetes mellitus tahun 2022 sebanyak 400 orang. Diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah ulkus diabetik. Angka kejadian ulkus diabetik di dunia adalah 6,5 % , di Indonesia 15% dan setiap tahun 2% diantara semua pasien. Dengan demikian pengetahuan sangat diperlukan untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi ulkus diabetik. Semakin baik pengetahuan tentang penyakit semakin baik pula pencegahan yang akan dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui model promosi kesehatan pasien diabetes mellitus terhadap perilaku pencegahan terjadinya ulkus diabetik di RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain <em>case control</em>. Sampel yang digunakan 50 orang dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Analisa data menggunakan uji <em>Chi Square.</em> Berdasarkan uji <em>Chi Square</em> didapatkan hasil p value sebesar 0,004 < ? (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai OR 7,111. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan Model promosi kesehatan pasien diabetes mellitus terhadap perilaku pencegahan terjadinya ulkus diabetik di RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: diabetes mellitus, model promosi kesehatan, perilaku pencegahan, ulkus diabetik</p> <p> </p> <p><em>Background: according to the IDF, 537 million adults worldwide are estimated to have diabetes mellitus. Data from Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Hospital, the number of diabetes mellitus patients in 2022 is 400 people. Diabetes mellitus can cause complications. One of the complications that often occurs is diabetic ulcers. The incidence of diabetic ulcers in the world is 6.5%, in Indonesia 15% and every year 2% among all patients. Thus knowledge is needed to be able to prevent the occurrence of complications of Diabetic Ulcer. The better the knowledge about the disease, the better the prevention will be done. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge of diabetes mellitus patients on the behavior of preventing the occurrence of diabetic ulcers at Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Hospital. This type of quantitative research uses case control design. The sample used 50 people with purposive sampling technique. Data analysis using chi square test. Results showed that based on the chi square test obtained a p value of 0.004 < ? (0.05) then Ho was rejected and Ha was accepted with an OR value of 7.111. The conclusion of the study showed that there is a relationship between the health promotion model for diabetes mellitus patients and the behavior of preventing the occurrence of diabetic ulcers at RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords:</em> <em>diabetes mellitus, diabetic ulcer, health promotion, preventive behavior</em></p>Festy Mahanani MulyaningrumSutrisno Sutrisno
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-06-202024-06-2012113314110.37831/kjik.v12i1.327