KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik
<p>Kosala : Jurnal Ilmu Kesehatan (p-ISSN 1979-0430 | e-ISSN 1979-0430) publishes research articles, conceptual articles, reports field studies, the best practices and policies of health and nursing in national and international stage (See Focus and Scope). STIKES PANTI KOSALA Jalan Raya Solo - Baki Km. 4 Gedangan, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah. Phone: (0271) 621313 | Email: lppmpankos@gmail.com</p> <p>KOSALA: Journal of Health Sciences has been accredited by<br />Directorate General of Higher Education, Research and Technology<br />Ministry of Education, Research and Technology of the Republic of Indonesia<br />Number 105/E/KPT/2022 in Scientific Journal Accreditation Rating Period I 2022</p> <p>KOSALA : Journal of Health Sciences<br />Designated as RANK 4 ACCREDITED Scientific Journal<br />valid for 5 (five) years, starting from Volume 8 Number 1 of 2020 to Volume 12 Number 2 of 2022</p> <pre id="tw-target-text" class="tw-data-text tw-text-large tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Terjemahan"><a href="https://stikespantikosala.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/Sertifikat-KOSALA-Jurnal-Ilmu-Kesehatan.pdf"><strong><span class="Y2IQFc" lang="en">Accredited by SINTA 4</span></strong></a></pre>Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosalaen-USKOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan1979-0430The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles. Authors are permitted to disseminate published articles by sharing the link/DOI of the article at the journal. Authors are allowed to use their articles for any legal purposes deemed necessary without written permission from the journal with an acknowledgment of initial publication to this journal.PENGARUH KOMBINASI PEMBERIAN OLAHAN PROTEIN HEWANI PADA MP-ASI DAN VISUAL MEDIA EDUCATION TERHADAP BERAT BADAN ANAK DENGAN STUNTING
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/352
<p>Angka kejadian stunting di Indonesia tahun 2021 sebesar 24,4%, menurun pada tahun 2022 menjadi 21,6%. Meskipun menurun namun masih tergolong tinggi dibandingkan standar yang ditetapkan WHO (<em>World Health Organization</em>). Provinsi dengan angka stunting tertinggi di Pulau Jawa tahun 2022 adalah Jawa Tengah (20,8%), lebih tinggi dari Jawa Barat (20,2%), Banten (20%), DKI Jakarta (14,8%), Daerah Istimewa Yogyakarta (16,4%) dan Jawa Timur (19,2%). Stunting mempunyai dampak yang sangat merugikan karena dalam jangka pendek bisa menyebabkan gagal tumbuh dan hambatan perkembangan, serta jangka panjang menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual, gangguan struktur dan fungsi saraf serta sel-sel otak yang permanen, menyebabkan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah menurun sehingga berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa. Stunting meningkatkan terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner dan stroke. Mengingat dampak buruk yang ditimbulkan maka kejadian stunting harus diturunkan sesuai standar WHO yaitu di bawah 20%, sehingga negara mentargetkan penurunan angka kejadian stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh kombinasi pemberian olahan protein hewani pada MP-ASI dan <em>visual media education</em> terhadap berat badan anak dengan stunting. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan pre-post test design. Populasi penelitian ini adalah anak dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Jayengan Kota Surakarta dengan kategori BB/U kurang yaitu 9 responden dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan umur terbanyak adalah 2 tahun 3 bulan (22,2) dan 2 tahun 7 bulan (22,2%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (55,6%), pendidikan orang tua mayoritas adalah SMP (44,4%), jumlah anak dalam keluarga terbanyak adalah 2 anak (55,6%), pendapatan orang tua anak sebagian besar di bawah UMR (66,7%). Hasil analisis uji Paired t-test menunjukkan rata-rata berat badan sesudah intervensi (<em>Mean</em>= 10,61; SD= 1,08) lebih besar daripada sebelum intervensi (<em>Mean</em>= 10,06; SD= 1,08), dengan <em>Effect Size</em> (Cohens’d)= 0,50, dan p=0,003. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian terapi kombinasi olahan protein hewani pada MP-ASI dan <em>visual media education</em> efektif untuk menambah berat badan sebagai indikator status gizi anak dengan stunting.</p> <p>Kata kunci: berat badan, MP-ASI, protein hewani, stunting, <em>visual media education</em></p> <p><em>The incidence of stunting in Indonesia in 2021 was 24.4%, decreasing in 2022 to 21.6%. Although decreasing, it is still relatively high compared to the standards set by WHO (World Health Organization). The province with the highest stunting rate in Java in 2022 was Central Java (20.8%), higher than West Java (20.2%), Banten (20%), DKI Jakarta (14.8%), Special Region of Yogyakarta (16.4%) and East Java (19.2%). Stunting has a very detrimental impact because in the short term it can cause growth failure and developmental disabilities, and in the long term it causes decreased intellectual capacity, permanent disorders of nerve structure and function and brain cells, causing the ability to absorb lessons at school age to decrease, thus affecting productivity as adults. Stunting increases the occurrence of non-communicable diseases such as diabetes mellitus, hypertension, coronary heart disease and stroke. Given the negative impacts caused, the incidence of stunting must be reduced according to WHO standards, which is below 20%, so that the country targets a reduction in the incidence of stunting by 14% by 2024. The purpose of this study was to determine the effect of a combination of providing processed animal protein in MP-ASI and visual media education on the weight of children with stunting. This study is a quasi-experimental study with a pre-post test design. The population of this study were children with stunting in the Jayengan Health Center work area of ??Surakarta City with the BB/A category of less than 9 respondents with a total sampling technique. The results showed that the largest age was 2 years 3 months (22.2) and 2 years 7 months (22.2%), the largest gender was female (55.6%), the majority of parents' education was junior high school (44.4%), the largest number of children in the family was 2 children (55.6%), the income of the children's parents was mostly below the minimum wage (66.7%). The results of the Paired t-test analysis showed that the average weight after the intervention (Mean = 10.61; SD = 1.08) was greater than before the intervention (Mean = 10.06; SD = 1.08), with Effect Size (Cohens'd) = 0.50, and p = 0.003. The conclusion of this study is that the provision of combination therapy of animal protein processing in MP-ASI and visual media education is effective in increasing body weight as an indicator of the nutritional status of children with stunting.</em></p> <p><em>Keyword: animal protein, MP-ASI, stunting, visual media education, weight</em></p>Warsini WarsiniSri AminingsihBudi Kristanto
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-262024-11-2612214315410.37831/kjik.v12i2.352TERAPI KOMPLEMENTER TEKNIK AKUPRESUR DAN AROMATERAPI JASMINE OIL TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/366
<p>Air Susu Ibu merupakan makanan bagi bayi enam bulan pertama secara eksklusif dimana ASI memiliki komposisi nutrisi yang paling tepat untuk kebutuhan bayi. Cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada 2020 yaitu sebesar 66,06% dan di Provinsi Bali tahun 2020 sebesar 76,4%, namun cakupan ASI Eksklusif di Kota Denpasar tahun 2020 yaitu 50,7 % mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2019 yaitu 60%, tidak diberikannya ASI Eksklusif pada bayi, oleh karena ASI yang tidak keluar. Salah satunya upaya non farmakologis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI yaitu pemberian aromaterapi jasmine dan melakukan akupresure. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas terapi komplementer teknik akupresure dan aromaterapi jasmine oil. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu (<em>quasi eksperimen</em>) dengan rancangan <em>two group pretest-posttest design</em>. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 ibu postpartum di 2 Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) Wilayah Kota Denpasar, yang dibagi menjadi 15 kelompok perlakuan dan 15 kelompok kontrol sesuai dengan kriteria inklusi dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus sampai bulan Oktober 2024. Hasil penelitian: hasil uji statistik, didapatkan nilai <em>mean</em> kelompok kontrol yaitu sebesar 9,33 dan pada kelompok intervensi sebesar 8,80 sebelum diberikan Teknik Akupresur dan Aromaterapi Jasmine Oil, sedangkan nilai <em>mean</em> setelah diberikan Teknik Akupresur dan Aromaterapi Jasmine Oil, pada kelompok kontrol sebesar 9,80 dan pada kelompok intervensi yaitu sebesar 12,06. Hasil uji <em>Independent T-Test</em> menunjukkan terdapat perbedaan signifikan produksi ASI antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi sesudah diberikan teknik akupresur dan aromaterapi jasmine oil dengan <em>p value</em> sebesar 0,036<0,05. Kesimpulan: terapi komplementer teknik akupresur dan aromaterapi jasmine oil efektif meningkatkan produksi ASI pada ibu postpartum.</p> <p>Kata kunci: akupresur, aromaterapi jasmine, produksi ASI, ibu post partum</p> <p><em>Breast milk is exclusively food for babies in the first six months, where breast milk has the most appropriate nutritional composition for the baby's needs. Exclusive breastfeeding coverage in Indonesia in 2020 was 66.06% and in Bali Province in 2020 it was 76.4%, however exclusive breastfeeding coverage in Denpasar City in 2020 was 50.7%, a decrease compared to 2019, namely 60%, no giving exclusive breast milk to babies, because breast milk does not come out. One of the non-pharmacological efforts that can be done to increase breast milk production is giving jasmine aromatherapy and doing acupressure.</em> <em>The aim: to determine the effectiveness of complementary therapy with acupressure techniques and jasmine oil aromatherapy. Method: The research is a quasi-experiment with a two group pretest-posttest design. The sample in this study was 30 postpartum mothers in 2 Independent Midwife Practice Places (TPMB) in the Denpasar City area, who were divided into 15 treatment groups and 15 control groups according to the inclusion criteria using a purposive sampling technique. This research was conducted from August to October 2024.</em> <em>Results: the results of statistical tests showed that the mean value of the control group was 9.33 and the intervention group was 8.80 before being given the Jasmine Oil Acupressure and Aromatherapy Technique, while the mean value after being given the Jasmine Oil Acupressure and Aromatherapy Technique, in the control group was 9.80 and in the intervention group it was 12.06. The results of the Independent T-Test showed that there was a significant difference in breast milk production between the control group and the intervention group after being given the Acupressure Technique and Jasmine Oil Aromatherapy with a p value of 0.036<0.05. Conclusion: Complementary therapy with acupressure techniques and jasmine oil aromatherapy is effective in increasing breast milk production in postpartum mothers.</em></p> <p><em>Keyword: acupressure, jasmine oil aromatherapy, breast milk production, post partum mothers</em></p>Ni Ketut Ayu SugiartiniNi Made Ari FebriyantiNi Made Dewianti
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-222024-11-2212215516210.37831/kjik.v12i2.366EFEKTIFITAS PEMBERIAN ASI TERHADAP NYERI BAYI DENGAN TINDAKAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH DI RUANG PERINATOLOGI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/347
<p>Bayi di ruang intensif sering mendapat tindakan yang mengakibatkan nyeri. Bayi yang sering terpapar nyeri berisko mengalami gangguan perkembangan otak, syaraf dan perilaku. Pemberian ASI sebelum pengambilan darah merupakan tatalaksana <em>nonfarmakologi</em> yang membantu menurunkan nyeri<em>.</em> Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ASI terhadap nyeri bayi saat pengambilan sampel darah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain <em>quasy experiment post test control group design,</em> dengan teknik <em>purposive sampling</em> dan pendekatan <em>cross sectional</em>. Analisa data menggunakan uji statistik<em> mann whitney. </em> Populasi penelitian ini adalah bayi yang di rawat di ruang perinatologi RS PKU Muhammadiyah Surakarta sebanyak 28 bayi. Hasil penelitian menunjukkan ada respon fisik bayi berupa ekspresi, tangisan, pola nafas, reflek kaki tangan, tingkat kesadaran, dan nilai nadi. Kenaikan nadi berbanding lurus dengan nyeri, semakin tinggi nyeri nadinya semakin meningkat. Hasil uji <em>mann whitney</em> menunjukkan nilai <em>p value</em> 0,000 maka P < 0,05 yang artinya terdapat efektifitas pada pemberian ASI dengan nyeri bayi saat dilakukan pengambilan sampel darah, dimana kelompok kontrol mayoritas skala nyeri sedang dan kelompok intervensi mayoritas nyeri ringan. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian ASI efektif dalam menurunkan nyeri bayi saat pengambilan sampel darah.</p> <p>Kata kunci: ASI, nyeri bayi, nonfarmakologis, pengambilan sampel darah</p> <p><em>Infant in intensive care often receive procedures that cause pain. Infant who are frequently exposed to pain are at risk of experiencing brain, nerve and behavioral development disorders. Giving breast milk before blood collection is a non-pharmacological treatment that helps reduce pain. The aim of this study was to determine the effectiveness of breastfeeding on infant pain when taking blood samples. This is quantitative research, quasy experiment post test control group design, with purposive sampling techniques and a cross sectional approach, using the mann whitney statistical analysis test. there were physical responses of the baby in the form of expressions, crying, breathing patterns, hand-leg reflexes, level of consciousness, and pulse values. The increase in pulse is directly proportional to pain, the higher the pain, the more the pulse increases. The results of the Mann Whitney test show that p value of 0.000, so p value < 0.05, which means that there is effectiveness in breastfeeding for infant pain when blood samples are taken, where the majority of the control group has moderate pain scale and the intervention group has the majority of mild pain. The conclusion of this study is that breastfeeding is effective in reducing infant pain during blood sampling.</em></p> <p><em>Keyword: </em><em>baby pain, blood samples, breast milk, non-pharmacological</em></p>Rizania RochmaniAnik EnikmawatiNevia Zulfatunnisa
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-302024-11-3012216317010.37831/kjik.v12i2.347TINGKAT SPIRITUAL, SELF-CARE MANAGEMENT, DAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/351
<p>Diabetes Melitus Tipe II (DMT2) adalah penyakit menahun yang dapat diderita seumur hidup. Penurunan kualitas hidup mempunyai hubungan terhadap angka kesakitan dan kematian. Salah satu yang memengaruhi kualitas hidup DMT2 adalah tingkat spiritual dan <em>self-care management</em>. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat spiritual dan <em>self-care management</em> dengan kualitas hidup penderita DMT2. Metode Penelitian: Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analitik korelasional dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi terdiri dari penderitas DM tipe 2 di salah satu RS swasta di Surabaya sebanyak 40 responden. Teknik sampling menggunakan purposive sampling sehingga didapatkan 35 responden. Instrument yang digunakan yaitu lembar kuisioner tingkat spiritual (DSES), <em>self-care management</em> (DSMQ) dan kualitas hidup (WHOQOLBREF). Analisis data menggunakan uji statistik <em>rank- spearman </em>dengan nilai p< a 0,005. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari responden (60,0%) memiliki tingkat spiritual sedang, sebagian besar <em>self-care management</em> cukup (57,1%) dan hampir sebagian responden memiliki kualitas hidup yang tinggi (37,1%). Hasil uji <em>Rank Spearman </em>dari tingkat spiritual dan kualitas hidup didapatkan nilai <em>p value 0,002</em>, dan <em>self-care management</em> dan kualitas hidup didapatkan <em>p value </em>0,005 yang berarti bahwa ada hubungan antara tingkat spiritual dan <em>self-care management</em> dengan kualitas hidup penderita diabetes mellitus<em>. </em>Kesimpulan: Pasien DMT2 diharapkan untuk meningkatkan tingkat spiritual dan <em>self-care management</em> sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang baik.</p> <p>Kata kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2, kualitas hidup, <em>self-care management</em>, tingkat spiritual</p> <p><em>Diabetes Mellitus Type II (DMT2) is a chronic disease that can be suffered throughout life. The decline in quality of life is related to morbidity and mortality rates. One of the things that affects the quality of life of T2DM is the level of spirituality and self-care management. The Aim of the Study: This study aimed to determine the relationship between spiritual level and self-care management with the quality of life of DMT2 sufferers. Subjects and Method: The design used in this study is correlational analytic with a cross-sectional approach. The population consists of 40 respondents with type 2 DM in a private hospital in Surabaya. The sampling technique used purposive sampling so that 35 respondents were obtained. The instruments used were spiritual level questionnaire sheets (DSES), self-care management (DSMQ), and quality of life (WHOQOLBREF). Data analysis used the rank-Spearman statistical test with a p-value < 0.005. Results: the results showed that most of the respondents (60.0%) had a moderate spiritual level, most of the self-care management was sufficient (57.1%) and almost all of the respondents had a high quality of life (37.1%). The results of the Spearman Rank test of the spiritual level and quality of life obtained a p-value of 0.002, and self-care management and quality of life obtained a p-value of 0.005 which means that there is a relationship between the spiritual level and self-care management with the quality of life of diabetes mellitus sufferers. Conclusion: DMT2 patients are expected to increase their spiritual level and self-care management to achieve a good quality of life.</em></p> <p><em>Keyword: Diabetes Mellitus Type 2, quality of life, self-care management, spiritual levels.</em></p>Eliza Zihni ZatihulwaniElly RustantiKusuma Wijaya Ridi PutraPrawito
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-302024-11-3012217118210.37831/kjik.v12i2.351KESIAPSIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT BENCANA PADA SISWA DI SEKOLAH: A SCOPING REVIEW
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/354
<p>Keadaan darurat dan bencana alam memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan jutaan orang setiap tahunnya, termasuk anak usia sekolah dan remaja. dampak negatif bencana terhadap pendidikan sangatlah besar, hal ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis artikel terkait kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana pada siswa di sekolah. Metode penelitian ini menggunakan metode scoping review. Pencarian literatur dilakukan pada database seperti <em>Scopus, CINAHL, Medline</em> dan <em>ScienceDirect</em> dari bulan Maret hingga Juni 2024. Hasil: dari 347 artikel yang ditemukan, 8 artikel dipilih untuk disintesis. Tiga tema utama yang muncul adalah pengetahuan dan sikap siswa, efektivitas program pendidikan bencana, serta keterlibatan sekolah. Studi menunjukkan bahwa pendidikan bencana mempunyai dampak positif terhadap pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa. Kesimpulan: pendidikan kebencanaan di sekolah membantu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam menghadapi bencana alam. Penerapan program pendidikan kebencanaan yang efektif di sekolah penting dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif bencana alam terhadap anak.</p> <p>Kata kunci: kesiapsiagaan bencana, manajemen bencana, pendidikan, siswa</p> <p><em>Emergencies and natural disasters significantly affect the health and well-being of millions of people every year, including school-aged children and adolescents. The negative impact of disasters on education is substantial, underscoring the importance of disaster preparedness and response in school. This study aims to synthesize articels on school preparedness and disaster response. Method: this study employed the scoping review method. We conducted literature searches in database such as Scopus, CINAHL, Medline, and ScienceDirect from March to June 2024. Results: we selected 8 out of 347 identified articles for synthesis. Three main themes emerged: students’ knowledge and attitudes, the effectiveness of disaster education programs, and school preparedness and response. The studies indicate that disaster education in school has a positive impact on students’ knowledge and preparedness. Conclusion: Disaster education in schools significantly enhances students’ knowledge and attitudes in dealing with disasters. Implementing effective disaster education programs in schools is crucial for minimizing the negative impacts of disasters on children and adolescents.</em></p> <p><em>Keyword: </em><em>disaster management, education, emergency preparedness, students</em></p>Khalida Ziah SibualamuErnawati ErnawatiRizqa WahdiniRatu ChairunisaDameria Br SaragihEvi KusmayantiSri Resky Mustafa
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-302024-11-3012218319610.37831/kjik.v12i2.354EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR SEBAGAI EVALUASI MUTU DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/373
<p>Kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan. Salah satu indikator dalam menilai kualitas pelayanan yang ada yaitu dengan melihat efisiensi penggunaan tempat tidur yang telah disediakan oleh rumah sakit. Dalam melihat efisiensi penggunaan tempat tidur dapat menggunakan indikator <em>Bed Occupancy Rate</em> (BOR), <em>Length Of Stay</em> (LOS), dan <em>Turn Over Interval</em> (TOI). Manajemen penggunaan tempat tidur merupakan suatu hal yang krusial, karena dapat mempengaruhi beberapa aspek yang ada di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambarang efisiensi penggunaan tempat tidur yang ada di rumah sakit X. Desain studi pada penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan data sekunder yaitu data rekam medis pasien yang ada di rumah sakit dari tahun 2019 hingga 2023. Hasil pada penelitian ini menggambarkan bahwa efisiensi penggunaan tempat tidur dilihat dari indikator nilai BOR pada tahun 2019 hingga 2023 mengalami fluktuasi dikarenakan adanya pandemi covid-19, indikator nilai LOS dari tahun 2019 hingga 2023 cenderung rendah dikarenakan rumah sakit telah menerapkan metode ERACS pada pasien operasi dan indikator nilai TOI dari tahun 2019 hingga tahun 2023 dalam kategori ideal. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan tempat tidur yang ada dirumah sakit dari tahun 2019 hingga 2023 belum sepenuhnya optimal dikarenakan adanya pandemi covid-19 akan tetapi kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit masih tetap baik dan optimal.</p> <p>Kata kunci: <em>BOR, kualitas pelayanan, LOS, penggunaan tempat tidur, TOI</em></p> <p><em>The quality of service provided by the hospital is an important thing to consider. One indicator in assessing the quality of existing services is by looking at the efficiency of bed use provided by the hospital. In seeing the efficiency of bed use, the Bed Occupancy Rate (BOR), Length Of Stay (LOS), and Turn Over Interval (TOI) indicators can be used. Bed use management is crucial because it can affect several aspects in the hospital. The purpose of this study was to see a picture of the efficiency of bed use in hospital X. The study design in this study was descriptive using secondary data, namely patient medical record data in the hospital from 2019 to 2023. The results of this study illustrate that the efficiency of bed use as seen from the BOR value indicator in 2019 to 2023 fluctuated due to the Covid-19 pandemic, the LOS value indicator from 2019 to 2023 tended to be low because the hospital had implemented the ERACS method in surgical patients and the TOI value indicator from 2019 to 2023 in the ideal category. The conclusion of this study is that the use of existing beds in hospitals from 2019 to 2023 has not been fully optimal due to the Covid-19 pandemic, but the quality of services provided by hospitals is still well maintained and optimal.</em></p> <p><em>Keyword: BOR, service quality, LOS, bed utilization, TOI</em></p> <p> </p>Hendra Dwi KurniawanYovita Prabawati Tirta DharmaBudi Santoso
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-302024-11-3012219720610.37831/kjik.v12i2.373INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA: PENGALAMAN IBU TUNGGAL DALAM MEMBANGUN MORALITAS ANAK REMAJA
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/360
<p>Ibu tunggal menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan emosional dan membangun moralitas anak remaja, terutama di tengah keterbatasan sosial dan ekonomi. Tantangan ini semakin kompleks pada masa remaja anak, ketika kebutuhan akan bimbingan moral dan dukungan emosional sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman ibu tunggal dalam membangun moralitas anak remaja serta peran intervensi keperawatan komunitas dalam mendukung proses pengasuhan tersebut. Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif untuk menggali pengalaman ibu tunggal. Sebanyak 10 ibu tunggal dari Kecamatan Banjar dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan teknik Colaizzi untuk menghasilkan tema-tema utama yang merepresentasikan pengalaman partisipan. Hasil: Hasil penelitian mengungkapkan tiga tema utama, yaitu strategi koping, sumber koping, dan makna spiritual. Ibu tunggal menggabungkan strategi problem-focused coping dan emotion-focused coping untuk menghadapi tantangan emosional dan praktis dalam pengasuhan. Dukungan dari keluarga dan komunitas, meskipun tidak selalu konsisten, memainkan peran penting dalam memperkuat kemampuan pengasuhan ibu tunggal. Spiritualitas muncul sebagai landasan yang tidak hanya membantu ibu tunggal mengelola stres, tetapi juga menjadi pedoman moral dalam mendidik anak-anak mereka. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa perawat komunitas memiliki peran strategis dalam mendukung ibu tunggal melalui konseling emosional, edukasi keterlibatan keluarga, dan penguatan spiritualitas. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan layanan keperawatan berbasis komunitas yang lebih komprehensif dan relevan. Sinergi antara perawat, keluarga, dan komunitas diperlukan untuk memastikan anak-anak tumbuh dengan nilai moral yang kuat, sekaligus memberikan dukungan optimal bagi ibu tunggal dalam menjalankan peran ganda mereka</p> <p>Kata kunci: Ibu tunggal, moralitas anak, strategi koping, intervensi keperawatan komunitas, penguatan spiritual</p> <p><em>Single mothers face significant challenges in maintaining emotional stability and fostering moral development in their adolescent children, especially amidst social and economic constraints. These challenges become increasingly complex during adolescence, a period when the need for moral guidance and emotional support is critical. This study aims to explore the experiences of single mothers in nurturing the moral character of their adolescent children and examine the role of community nursing interventions in supporting this parenting process.Subjects and Methods: This research employs a descriptive phenomenological approach to delve into the lived experiences of single mothers. Ten single mothers from Banjar District were selected through purposive sampling. Data were collected through in-depth interviews and analyzed using Colaizzi's method to generate key themes representing participants' experiences. Results: The findings revealed three main themes: coping strategies, sources of coping, and spiritual meaning. Single mothers employed both problem-focused coping and emotion-focused coping strategies to address emotional and practical challenges in parenting. Support from families and communities, though inconsistent at times, played a crucial role in strengthening single mothers' parenting capabilities. Spirituality emerged as a foundation that not only helped single mothers manage stress but also served as a moral compass in guiding their children’s upbringing. Conclusion: This study highlights the strategic role of community nurses in supporting single mothers through emotional counseling, family engagement education, and spiritual empowerment. The findings provide valuable insights for the development of more comprehensive and relevant community-based nursing services. Collaboration among nurses, families, and communities is essential to ensure adolescents grow with strong moral values while offering optimal support for single mothers in fulfilling their dual roles.</em></p> <p><em>Keyword: single mothers, moral development, coping strategies, community nursing intervention, spiritual reinforcement</em></p>Sri WiantiWijayantiAgustina Sandra Mustika
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-302024-11-3012220721710.37831/kjik.v12i2.360KREATIVITAS ANAK USIA PRASEKOLAH DENGAN MEDIA BERMAIN KOLASE
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/310
<p>Anak mengalami berbagai tahapaan perkembangan yang harus dilalui. Salah satunya dengan meningkatkan kreativitas. Kreativitas penting untuk dikembangkan sejak dini karena merupakan kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Saat ini nampaknya kreativitas anak cenderung rendah, hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu kurang lancarnya anak dalam mengembangkan ide, membuat kombinasi baru, merinci suatu benda atau ide dan adanya lingkungan yang membatasi anak. Dunia anak adalah dunia bermain, dan anak belajar sambil bermain, sehingga bermain dapat menjadi cara lain untuk menumbuhkan kreativitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dan diperoleh 40 responden. Instrumen yang digunakan adalah angket tentang kreativitas. Analisis data menggunakan uji <em>chi-square</em>. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan tingkat kreativitas anak prasekolah dengan <em>p-value</em> 0,003, sedangkan umur tidak berhubungan dengan tingkat kreativitas anak prasekolah dengan <em>p-value</em> 0,715. Gambaran kreativitas anak usia prasekolah di TK Mojolaban 2 Mojolaban Sukoharjo adalah tingkat kreativitas rendah sebanyak 25 anak (62,5%), tingkat kreativitas sedang sebanyak 15 anak (37,5%), dan tingkat kreativitas tinggi sebesar 0 atau tidak ada sama sekali.</p> <p>Kata kunci: kolase, kreativitas, prasekolah</p> <p><em>Children experience various stages of development that must be passed. One of which is by increasing creativity. Creativity is important to develop from an early age because creativity is a very meaningful ability in the process of human life. Currently, it seems that children's creativity tends to be low, which may be caused by several things, namely the child's lack of fluency in developing ideas, making new combinations, detailing an object or idea and the existence of an environment that limits children. The world of children is a world of play, and children learn by playing, so play can be another way to foster creativity. </em><em>This research uses a quantitative approach with descriptive research methods. The sampling technique used was total sampling and obtained a number of 40 respondents. The instrument used is a questionnaire about creativity. Data analysis used the chi-square test. Based on the results of the chi-square test data analysis, it shows that gender is related to the level of creativity of preschoolers with a p-value of 0.003, while age is not related to the level of creativity of preschoolers with a p-value of 0.715. The description of creativity in preschool-aged children in Kindergarten, Mojolaban 2 Mojolaban, Sukoharjo is a low creativity level of 25 children (62.5%), a moderate level of creativity of 15 children (37.5%), and a high level of creativity of 0 children or none.</em></p> <p><em>Keyword: creativity, kolase, preschool</em></p>Iqbal Alchaidar IkhwantoYuyun SetyoriniHartonoRendi Editya Darmawan
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-302024-11-3012221923010.37831/kjik.v12i2.310PERBEDAAN ANTARA PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE VIDEO DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENGENAI PENERAPAN KANGAROO MOTHER CARE (KMC) PADA BAYI
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/kjik/article/view/357
<p><em>World Health Organization</em>(WHO) menyatakan pada tahun 2015 terdapat 5,9 juta kematian bayi di bawah lima tahun (balita). Empat puluh lima persen diantaranya atau 2,7 juta kematian balita terjadi pada periode neonatal. Penyebab kematian neonatal terbanyak secara tidak langsung yaitu kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), sekitar 60%-80% dari seluruh kematian neonatal. Prevalensi global BBLR adalah 15,5% atau sekitar 20 juta tiap tahun, 96,5% kasus berasal dari negara berkembang. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan BBLR ini adalah metode <em>Kangaroo Mother Care</em> (KMC), meliputi perawatan kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi dengan meletakkan bayi di dada ibu. Orang tua bayi hendaknya diberikan pengetahuan atau penjelasan terlebih dahulu tentang KMC agar dapat melaksanakan KMC, misalnya dengan pemberian pendidikan kesehatan yang diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang perawatan metode kanguru<strong>. </strong>Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan antara pendidikan kesehatan dengan metode video dan booklet terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu mengenai penerapan KMC. Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimental. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini ada 2 kelompok, 1 kelompok diberikan pendidikan kesehatan menggunakan video KMC, dan 1 kelompok diberikan pendidikan kesehatan menggunkan booklet KMC. Teknik sampling yang digunakan adalah <em>rule of thumb</em> dengan masing- masing kelompok 20 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah Mann Whitney.. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa p value 0,743, di mana p value > 0,05 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara pendidikan kesehatan dengan metode video dan booklet terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu mengenai KMC.</p> <p>Kata kunci: <em>booklet</em>, KMC, pengetahuan, sikap, video</p> <p><em>The World Health Organization (WHO) stated that in 2015 there were 5.9 million deaths of infants under five years of age (toddlers). Forty-five percent or 2.7 million under-five deaths occur in the neonatal period. The most indirect cause of neonatal death is the case of Low Birth Weight (LBW), around 60%-80% of all neonatal deaths. The global prevalence of LBW is 15.5% or around 20 million annually, 96.5% of cases come from developing countries. One way to overcome the problem of LBW is the Kangaroo Mother Care (KMC) method, which includes direct contact between the mother's skin and the baby's skin by placing the baby on the mother's chest. Baby parents should be given prior knowledge or explanation about KMC so they can carry out KMC, for example by providing health education which is expected to increase parents' knowledge about kangaroo care methods. The aim of this research is to determine the difference between health education using video and booklet methods on the level of knowledge and attitudes of mothers regarding the implementation of KMC. This type of research is quasi experimental. The experimental group in this study consisted of 2 groups, 1 group was given health education using KMC video, and 1 group was given health education using KMC booklet. The sampling technique used was rule of thumb with 20 people in each group. The data analysis method used was Mann Whitney. The results of this research showed that the p value was 0.743, where the p value was > 0.05 so it could be concluded that there was no difference between health education using video and booklet methods on the mother's level of knowledge and attitudes regarding KMC.</em></p> <p><em>Keyword: attitude, booklet, KMC, knowledge, video</em></p>Wahyu Dwi AgussafutriChristiani Bumi Pangesti
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-11-302024-11-3012223123810.37831/kjik.v12i2.357